Rabu, 31 Juli 2013

PENULISAN BAKU BEBERAPA ISTILAH ISLAM

Islam adalah agama dengan penganut terbesar di Indonesia. Agama yang berasal dan berkembang di kawasan Arab ini tentu menyumbang istilah-istilah--yang berasal dari bahasa Arab--ke dalam pembendaharaan kosakata bahasa Indonesia.

Setelah dibahasaindonesiakan, kata-kata itu mengalami penyesuaian dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia. Serunya, beberapa di antara kita justru tidak tahu bagaimana penulisan baku kata-kata Islam itu dalam bahasa Indonesia.

Kata-kata apa saja dan bagaimana penulisan bakunya? Berikut akan saya coba sebutkan beberapa.

Kita mulai dari penulisan kata ini: yang benar shalat, solat, atau salat? Kita tentu sering mengucapkan kata ini. Umat Muslim pun pasti tak akan lupa melaksanakan ini. Lalu, bagaimana penulisan baku kata itu setelah dibahasaindonesiakan? Jika kalian menjawab bentuk bakunya adalah shalat, maka itu SALAH. Yang baku adalah 'salat'. :)

Lanjut, bagaimana dengan nama-nama salat lima waktu?

Kita mulai dari yang paling pagi: Subuh atau Shubuh? Yang baku yang pertama, 'Subuh'.

Setelah Subuh, yang dilaksanakan tengah hari: Dzuhur, Zuhur, Dhuhur, atau Lohor? Yup, yang baku adalah 'zuhur'.

Berikutnya, Ashar, atau Asar? Betul! Yang benar yang tanpa 'h': Asar.

Lanjut, yang ditunggu orang kalo lagi puasa, Magrib, atau Maghrib? Ya, sama seperti Asar, yang baku juga yang tanpa 'h': magrib.

Lima waktu terakhir, Isa atau Isya? Jika jawaban kamu Isya, berarti benar! Ya, bentuk bakunya adalah 'Isya'.

Bagaimana? Sudah tahu ya penulisan baku dari salat lima waktu. :)


Mari kita lanjut ke istilah lainnya. Jika hendak menunaikan salat, apa yang lebih dulu harus dilakukan? menyucikan diri dengan cara? Wudhu, wudu, atau wudlu? Iya, sama dengan Asar dan Magrib, yang betul tanpa 'h', dan bukan wudlu. 'Wudu'.

Istilah apa lagi yang sudah diserap ke bahasa Indonesia? Hhmm. Ramadhan, nama salah satu bulan dalam tahun Hijriah. Benarkah penulisan dalam bahasa Indonesia adalah 'Ramadhan'? Bukan! Setelah dibahasaindonesiakan, penulisannya menjadi 'Ramadan'. Tanpa 'h'.

Bagaimana dengan Idul Fitri. Bakukah jika kita menulisnya seperti itu?
Penulisan baku dari Idul Fitri adalah dirangkai: Idulfitri. Begitu juga dengan Iduladha. :)

Segini dulu yang bisa saya tulis. Lain waktu bisa kita lanjutkan.. :)

Salam tampan!

7 komentar:

  1. Terima kasih atas postingannya.

    Tetapi saya memiliki pendapat yang berbeda, jika ditinjau dari pelafalan huruf HIJAIYAH satu per satu ke abjad bahasa Indonesia yang telah ditetapkan sebagai translasinya.

    Perbedaan mencolok, ketika anda menkonversi huruf SHOD, menjadi huruf SIN.
    Contoh kata SHALAT, itu menggunakan huruf SHOD. Tetapi SALAT menggunakan huruf SIN.
    Nah...jika anda melihat dalam penulisan árab, huruf yang digunakan adalah huruf SHOD.

    Juga Idulfitri, sebenarnya bukan huruf ALIF, tetapi di awal kata menggunakan huruf AIN.

    Boleh saya tau sumber darimana pemarapan anda tersebut di atas? Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang saya bahas pada tulisan di atas bukan transliterasi bahasa Arab ke huruf latin. Di tulisan itu, saya hanya menyebutkan bentuk atau kata baku: kata yang standar untuk penulisan baku dalam bahasa Indonesia. Sumber utama penjelasan saya adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan. Sila dicek.

      Terima kasih. :)

      Hapus
    2. Mr Raju, saya mau tanya untuk penulisan salat Duha (huruf kapital) atau salat duha (huruf kecil), mana yang benar?

      Hapus
  2. Untuk nama2 waktu salat,apakah menggunaka huruf kapital du awalnya,mis di tengah kalimat.....Zuhur...atau...zuhur...reima kasih...

    BalasHapus
  3. Untuk nama2 waktu salat,apakah menggunaka huruf kapital du awalnya,mis di tengah kalimat.....Zuhur...atau...zuhur...reima kasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama apapun harus kapital di depan. Jd yg bnr itu Isya bkn isya

      Hapus
  4. untuk nama salat pakai huruf besar misal Magrib, kalau untuk nama waktu pakai huruf kecil, magrib.

    BalasHapus