Senin, 02 September 2013

KALIMAT EFEKTIF: BEBERAPA CATATAN (1)


Apa sih kalimat efektif itu? Ya, kita pasti sudah tidak asing dengan kalimat efektif. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di tiap tingkatan kelas, materi kalimat efektif sering banget disinggung.

Lantas apa itu kalimat efektif?

Sebelumnya, supaya ganteng, mari kita omongin dulu sedikit apa yang dimaksud dengan ‘efektif’.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektif diartikan dengan ‘berhasil guna’. Berhasil! Berhasil! Berhasil! Hore!! Hehehe.

Nah, karena efektif diartikan berhasil guna, kalimat efektif dapat juga dipahami sebagai kalimat yang berhasil guna.

Berhasil apanya?

Apa tujuan kita membuat sebuah kalimat? Menyampaikan ide, gagasan, atau apalah itu melalui kalimat yang kita tulis atau ucapkan, kan? Berarti tujuan kalimat efektif adalah supaya yang hendak kita sampaikan melalui kalimat itu sampe ke lawan bicara atau pembaca tulisan kita dan mereka paham seluruhnya.

Gampangnya, tujuan kalimat efektif adalah agar lawan bicara atau pembaca kita mudah memahami apa yang hendak kita sampaikan melalui kalimat itu.

Lalu gimana caranya supaya kalimat kita efektif?

Saya punya beberapa catatan mengenai kalimat efektif ini. Apa saja yang harus kita perhatikan supaya kalimat yang kita tulis atau yang kita ucapkan bisa efektif. Yang saya tulis ini bukan mencoba mendaftar ciri-ciri kalimat efektif. Cuma beberapa catatan aja.

PERTAMA. Struktur kalimatnya kudu lengkap.

Yang dimaksud dengan struktur kalimat lengkap di sini adalah memiliki subjek dan predikat. Yup! Subjek dan predikat adalah unsur minimum yang harus ada dalam sebuah kalimat. Kalimat tanpa subjek, atau tanpa predikat tentu ngebingungin.

Contoh:
(1) Dalam rapat itu membahas masalah pelebaran masjid.

Efektifkah kalimat di atas?

Kalo kita iseng meriksa strukturnya, kalimat di atas enggak punya subjek. Dalam rapat itu menempati fungsi keterangan, membahas ditempati predikat, masalah pelebaran masjid adalah objek.

Bingung gak sama contoh kalimat (1) di atas?

Kalimat (1) akan lebih mudah dipahami seandainya kita munculkan subjek di kalimat itu.

(1a) Rapat itu membahas masalah pelebaran masjid.

Contoh lain. Coba kita perhatikan kalimat berikut.

(2) Buku yang saya beli kemarin.

Bermasalahkah contoh kalimat di atas?

Kalau kalian bilang enggak, saya, sebagai lelaki paling tampan se-Asia Pasifik, akan bertanya: “buku yang lu beli kemarin kenapa?”

Mengapa saya bertanya seperti itu? Karena saya bingung apa maksud dari kalimat itu. Kenapa saya bingung? Karena kalimat tadi cuma punya subjek!

Bandingin yuk!

(2) Buku yang saya beli kemarin.

(2a) Buku yang saya beli kemarin dipinjam Mayu.

Lebih mudah memahami yang mana?

KEDUA, berkaitan dengan kalimat majemuk. Dalam kalimat majemuk, lazim ditemukan adanya pelesapan salah satu fungsi kalimat: subjek dkk.. Misalnya kita akan membuat kalimat majemuk dari klausa ‘Pencuri itu tertangkap’ dan ‘Pencuri itu berusaha kabur’. Ceritanya kita mau gunakan kata hubung saat. Hasilnya kurang lebih begini jadinya: Pencuri itu tertangkap saat berusaha kabur. 

Pencuri itu--yang di kalimat ini jadi subjek--lesap di anak kalimatnya.

Nah, akan jadi ngebingungin kalo misalnya kita semena-mena melesapkan unsur ini.

Mari kita hayati contoh kalimat majemuk ini.

(3) Setelah dijemur seharian, ibu menggoreng kerupuk itu.

Ngebingungin, gak?

Kalo kalimat ini ngebingungin, cakep! Tapi seandainya kalian ­fine-fine aja dengan contoh kalimat tadi, coba jawab pertanyaan saya: apa/siapa yang dijemur sebelum ibu menggoreng kerupuk?

Bukan salah saya kalau saya bilang yang dijemur adalah si ibu. Hiks. Kejamnya!

Kalau kita perhatikan contoh kalimat (2), kalimat majemuk itu terbentuk dari dua klausa: ‘… dijemur seharian’ dan ‘ibu menggoreng kerupuk itu’. Klausa pertama, yang dalam kalimat majemuk tadi jadi anak kalimat, enggak punya subjek. Subjeknya mungkin lesap. Nah masalahnya, yang jadi subjek pada klausa yang jadi induk kalimatnya adalah ‘ibu’. Jika memang subjek klausa “… dijemur seharian’ lesap, berarti yang dijemur adalah ….

Masalah pelesapan ini—kalo kita buat kalimat majemuk tentunya—juga kudu diperhatiin kalo kita mau kalimat yang kita buat jadi efektif.

Segini dulu, deh. Kapan-kapan dilanjutin. Baca postingan yang panjang-panjang pasti pegel juga, kan? Hehehe.

Semoga bacaan ini bermanfaat.

Salam tampan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar