Apa sih kalimat efektif itu? Ya, kita pasti sudah
tidak asing dengan kalimat efektif. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di tiap
tingkatan kelas, materi kalimat efektif sering banget disinggung.
Lantas apa itu kalimat efektif?
Sebelumnya, supaya ganteng, mari kita omongin dulu
sedikit apa yang dimaksud dengan ‘efektif’.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektif diartikan
dengan ‘berhasil guna’. Berhasil! Berhasil! Berhasil! Hore!! Hehehe.
Nah, karena efektif diartikan berhasil guna, kalimat
efektif dapat juga dipahami sebagai kalimat yang berhasil guna.
Berhasil apanya?
Apa tujuan kita membuat sebuah kalimat? Menyampaikan
ide, gagasan, atau apalah itu melalui kalimat yang kita tulis atau ucapkan,
kan? Berarti tujuan kalimat efektif adalah supaya yang hendak kita sampaikan
melalui kalimat itu sampe ke lawan bicara atau pembaca tulisan kita dan mereka
paham seluruhnya.
Gampangnya, tujuan kalimat efektif adalah agar lawan
bicara atau pembaca kita mudah memahami apa yang hendak kita sampaikan melalui
kalimat itu.
Lalu gimana caranya supaya kalimat kita efektif?
Saya punya beberapa catatan mengenai kalimat efektif
ini. Apa saja yang harus kita perhatikan supaya kalimat yang kita tulis atau
yang kita ucapkan bisa efektif. Yang saya tulis ini bukan mencoba mendaftar
ciri-ciri kalimat efektif. Cuma beberapa catatan aja.
PERTAMA. Struktur kalimatnya kudu lengkap.
Yang dimaksud dengan struktur kalimat lengkap di sini
adalah memiliki subjek dan predikat. Yup! Subjek dan predikat adalah unsur
minimum yang harus ada dalam sebuah kalimat. Kalimat tanpa subjek, atau tanpa
predikat tentu ngebingungin.
Contoh:
(1) Dalam rapat itu membahas masalah pelebaran masjid.
Efektifkah kalimat di atas?
Kalo kita iseng meriksa strukturnya, kalimat di atas
enggak punya subjek. Dalam rapat itu
menempati fungsi keterangan, membahas
ditempati predikat, masalah pelebaran
masjid adalah objek.
Bingung gak sama contoh kalimat (1) di atas?
Kalimat (1) akan lebih mudah dipahami seandainya kita
munculkan subjek di kalimat itu.
(1a) Rapat itu membahas masalah pelebaran masjid.
Contoh lain. Coba kita perhatikan kalimat berikut.
(2) Buku yang saya beli kemarin.
Bermasalahkah contoh kalimat di atas?
Kalau kalian bilang enggak, saya, sebagai lelaki
paling tampan se-Asia Pasifik, akan bertanya: “buku yang lu beli kemarin
kenapa?”
Mengapa saya bertanya seperti itu? Karena saya bingung
apa maksud dari kalimat itu. Kenapa saya bingung? Karena kalimat tadi cuma
punya subjek!
Bandingin yuk!
(2) Buku yang saya beli kemarin.
(2a) Buku yang saya beli kemarin dipinjam Mayu.
Lebih mudah memahami yang mana?
KEDUA, berkaitan dengan kalimat majemuk. Dalam kalimat
majemuk, lazim ditemukan adanya pelesapan salah satu fungsi kalimat: subjek
dkk.. Misalnya kita akan membuat kalimat majemuk dari klausa ‘Pencuri itu tertangkap’
dan ‘Pencuri itu berusaha kabur’. Ceritanya kita mau gunakan kata hubung saat. Hasilnya kurang lebih begini
jadinya: Pencuri itu tertangkap saat berusaha kabur.
Pencuri itu--yang di
kalimat ini jadi subjek--lesap di anak kalimatnya.
Nah, akan jadi ngebingungin kalo misalnya kita
semena-mena melesapkan unsur ini.
Mari kita hayati contoh kalimat majemuk ini.
(3) Setelah dijemur seharian, ibu menggoreng kerupuk
itu.
Ngebingungin, gak?
Kalo kalimat ini ngebingungin, cakep! Tapi seandainya
kalian fine-fine aja dengan contoh kalimat tadi, coba jawab pertanyaan saya:
apa/siapa yang dijemur sebelum ibu menggoreng kerupuk?
Bukan salah saya kalau saya bilang yang dijemur adalah
si ibu. Hiks. Kejamnya!
Kalau kita perhatikan contoh kalimat (2), kalimat
majemuk itu terbentuk dari dua klausa: ‘… dijemur seharian’ dan ‘ibu menggoreng
kerupuk itu’. Klausa pertama, yang dalam kalimat majemuk tadi jadi anak
kalimat, enggak punya subjek. Subjeknya mungkin lesap. Nah masalahnya, yang
jadi subjek pada klausa yang jadi induk kalimatnya adalah ‘ibu’. Jika memang
subjek klausa “… dijemur seharian’ lesap, berarti yang dijemur adalah ….
Masalah pelesapan ini—kalo kita buat kalimat majemuk
tentunya—juga kudu diperhatiin kalo kita mau kalimat yang kita buat jadi
efektif.
Segini dulu, deh. Kapan-kapan dilanjutin. Baca
postingan yang panjang-panjang pasti pegel juga, kan? Hehehe.
Semoga bacaan ini bermanfaat.
Salam tampan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar